Spesialisasi & Paket
Spesialisasi Medis

Cara Membedakan Epilepsi dan Kejang

gleneagles-epilepsy-seizures

Memahami Kejang

Kejang terjadi ketika otak Anda mengalami lonjakan listrik yang berlebih. Kejang bisa mengakibatkan perubahan dalam perilaku, pergerakan, emosi, atau keadaan kesadaran.

Tingkat keparahan dan manifestasi kejang bervariasi, mulai kehilangan perhatian jangka pendek atau sentakan otot hingga kejang yang parah dan berkepanjangan. Meskipun kejang sering dikaitkan dengan epilepsi, tetapi tidak semua kejang mengindikasikan epilepsi.

Ada dua kategori kejang yang utama:

  1. Kejang umum yang memengaruhi kedua sisi otak.

    • Kejang absans atau kejang petit mal sering kali tampak seperti tatapan kosong. Ciri-ciri kejang ini meliputi kehilangan perhatian secara tiba-tiba dalam jangka pendek.
    • Kejang tonik klonik atau kejang grand mal adalah tipe kejang yang paling dapat dikenali. Kejang ini meliputi kekakuan otot (fase tonik) dan diikuti dengan kontraksi otot berirama (fase klonik) Seseorang mungkin akan jatuh, kehilangan kesadaran, atau bahkan mengalami konvulsi. 

  2. Kejang fokal hanya memengaruhi satu bagian otak.

    • Seseorang yang mengalami kejang parsial simpel atau fokal akan tetap sadar, tetapi mereka mungkin akan bergerak atau mengalami sensasi aneh, seperti sensasi kesemutan, mencium atau merasakan bau yang aneh, atau mengalami bagian tubuh yang tersentak secara tidak sengaja.
    • Meskipun terlihat sadar, seseorang yang mengalami kejang parsial kompleks atau fokal tidak akan responsif atau tidak sadar terhadap lingkungan di sekitarnya. Mereka mungkin juga akan melakukan gerakan berulang. Sebagai contoh, mungkin mereka akan berjalan melingkar, menggosokkan tangan, atau mengeluarkan suara keras dengan membuka dan menutup mulut.

Penyebab Kejang

Ada tiga kategori utama yang menyebabkan kejang:

Terpicu

  • Terpicu oleh faktor eksternal, misalnya ketidakseimbangan metabolis (gula darah rendah), berhenti mengonsumsi alkohol, atau obat-obatan tertentu.
  • Kejang-kejang seperti ini biasanya tidak terjadi lagi setelah masalah yang mendasarinya sudah teratasi.
  • Orang-orang yang mengalami kejang karena terpicu tidak dianggap sebagai pengidap epilepsi.

Epilepsi

  • Terjadi pada orang-orang yang mengidap epilepsi, suatu gangguan otak dengan aktivitas listrik abnormal yang terjadi sesekali.
  • Penyebabnya mungkin termasuk kerusakan otak akibat trauma, strok, infeksi, atau tumor.
  • Epilepsi kadang-kadang bisa diturunkan. Namun, penyebab kejang epileptik sering kali belum diketahui secara spesifik.

Nonepilepsi

  • Biasanya disebabkan oleh berbagai masalah psikologis, pingsan, atau gangguan otot.
  • Meskipun memiliki kesamaan dengan kejang epilepsi, tetapi kejang-kejang seperti ini tidak disebabkan oleh aktivitas otak yang abnormal.

Memahami Epilepsi

Epilepsi adalah suatu kondisi neurologis yang memengaruhi orang-orang pada segala usia, dan ditandai dengan kejang yang sering terjadi dan tidak beralasan. Epilepsi adalah salah satu kondisi neurologis yang paling umum.

Epilepsi pada anak

Epilepsi Mioklonik Juvenil

  • Melibatkan sentakan dan kedutan otot, biasanya pada lengan dan bahu, yang muncul pada masa remaja.
  • Sering kali terjadi pada pagi hari setelah bangun, dan kadang-kadang lutut bisa tiba-tiba roboh.

Epilepsi Absans

  • Ditandai dengan kehilangan kesadaran dalam episode singkat yang berlangsung selama beberapa detik.
  • Ketika episode ini terjadi, anak mungkin akan menjadi pucat, menatap kosong, tidak responsif ketika dipanggil, kelopak mata berkedut, dan memutar kepala atau mata ke belakang.
  • Sebanyak 100 kali kejang absans singkat seperti ini bisa terjadi dalam sehari.

Epilepsi Rolandik

  • Wajah anak mungkin akan berkedut di satu sisi, dan kadang-kadang salah satu lengan atau kaki mungkin juga akan berkedut.
  • Anak mungkin akan merasa kesemutan, mati rasa, kesulitan berbicara atau menelan, dan produksi air liur meningkat atau meneteskan air liur.
  • Kejang seperti ini biasanya terjadi ketika seseorang sedang tertidur atau sedang bangun, dan biasanya sadar.

Spasme Infantil (Sindrom West)

  • Tipe epilepsi parah yang biasanya mulai terjadi pada masa bayi.
  • Bayi mungkin akan mengalami gerakan kejang pada otot leher atau batang tubuh, membungkuk dan meregangkan tubuh selama kejang.
  • Biasanya, kejang-kejang seperti ini terjadi selama proses tertidur atau segera setelah bangun tidur.
  • Meskipun kejang hanya terjadi selama beberapa detik, tetapi kejang ini bisa terjadi ratusan kali dengan jeda pendek di antaranya.

Penyebab Epilepsi

Penyebab epilepsi terbagi secara umum ke dalam lima kategori: imun, metabolis, infeksi, genetik, struktural, dan tidak diketahui. Penyebabnya termasuk kerusakan otak akibat faktor prenatal atau perinatal, seperti berat badan yang rendah saat lahir, kekurangan oksigen, atau trauma kelahiran; deformitas otak karena kondisi genetik atau anomali kongenital; sindrom genetik seperti autisme; infeksi otak, misalnya meningitis, human immunodeficiency virus (HIV), ensefalitis atau neurocysticercosis; tumor otak; dan strok yang membatasi akses oksigen ke otak.


Kejang Vs Epilepsi 

Kejang-kejang adalah episode terpisah dari aktivitas listrik otak yang abnormal. Ketika kejang-kejang menjadi masalah yang sering terjadi, maka kondisi ini bisa disebut epilepsi. Biasanya, epilepsi didiagnosis setelah ada sekurang-kurangnya 2 kejang yang tidak disebabkan oleh kondisi medis yang diketahui.

Tidak semua kejang termasuk indikasi epilepsi. Mengalami satu atau beberapa kali kejang bukanlah indikasi epilepsi. Epilepsi hanya didiagnosis apabila terjadi dua kali kejang yang tidak beralasan, yang terjadi sekurang-kurangnya dalam waktu 24 jam.


Diagnosis dan Perawatan

Diagnosis

Proses diagnosis menggabungkan tinjauan riwayat medis komprehensif, pemeriksaan fisik, dan beberapa tes diagnostik.

Tes darah

  • Pemeriksaan kondisi genetik, infeksi, ketidakseimbangan elektrolit, atau masalah metabolis lainnya yang mungkin merupakan penyebab kejang.

Elektroensefalogram (EEG)

  • Pemeriksaan aktivitas listrik otak yang abnormal dengan memasang elektroda pada kulit kepala.

Tes pencitraan misalnya pemindaian CT, MRI

  • Pemeriksaan kerusakan, pertumbuhan yang tidak biasa, atau jaringan parut pada otak.

Pungsi lumbal

  • Memeriksa cairan serebrospinal yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang jika dicurigai adanya infeksi seperti meningitis.

Perawatan

Opsi untuk menangani epilepsi dan kejang meliputi:

  • Hindari pemicu kejang, misalnya lampu berkedip atau kurang tidur.
  • Konsumsi diet yang seimbang.
  • Olahraga rutin.
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, atau penyalahgunaan obat.
  • Kelola stres.
  • Obat-obatan antiepilepsi seperti asam valproat, carbamazepine, lamotrigine yang mengendalikan kejang.
  • Melalui pembedahan, mengangkat sebagian kecil dari otak yang menyebabkan kejang.
  • Stimulasi saraf vagus (Vagus Nerve Stimulation/VNS), yang menanamkan perangkat kecil di bawah kulit dada dan kabel perangkat dihubungkan ke saraf vagus pada leher.

Tindakan yang Harus Dilakukan Ketika Seseorang Mengalami Kejang

Untuk membantu seseorang yang sedang mengalami kejang apa pun, lakukan beberapa tindakan umum berikut:

  1. Segera panggil ambulans.
  2. Pindahkan mereka jika berada dalam bahaya, misalnya dekat dengan benda tajam atau berat.
  3. Pakaian ketat apa pun yang ada di sekeliling leher harus dilonggarkan agar bisa bernapas dengan baik.
  4. Ketika kejang berhenti, balikkan mereka dalam posisi menyamping.
  5. Catat waktu ketika kejang dimulai dan berakhir.
  6. Katakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi begitu mereka sadar dan bisa berkomunikasi.
  7. Tetap tenang ketika berbicara dan usahakan penderita kejang senyaman mungkin.

Buat Janji Temu di Rumah Sakit Gleneagles

Hubungi kami untuk mengatur janji temu jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran apa pun tentang kejang dan epilepsi. Tim pakar neurologis di Rumah Sakit Gleneagles siap untuk melayani konsultasi bagi Anda. Kami berkomitmen untuk memberikan perawatan dengan personalisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda secara spesifik.

Loading...

Wait a minute